Istilah workgroup rasanya populer gara-gara Microsoft. Waktu meluncurkan Windows versi 3.x di awal tahun 90-an, mereka menamakannya sebagai ‘Windows for Workgroup’. Produk ini benar-benar memudahkan pengguna kantoran dalam membangun jaringan di kantornya dengan model workgroup. Varian Windows ini kemudian berkembang ke Windows 9.x (95,98 dan Me). Mereka sama-sama berjalan di atas DOS.
Lama sebelum itu, jaringan sudah dibangun dengan model domain. Microsoft sendiri mengembangkan Windows NT untuk melayani pembuatan jaringan domain. Keluarga NT ini mencapai versi 4 dengan 6 seri service pack. Selanjutnya basis NT yang dianggap lebih aman, digunakan untuk membangun Windows versi berikutnya, baik di kelas server maupun end-user. Untuk kelas server, berkembang menjadi Windows Server 2000 dan 2003. Sedangkan untuk desktop end-user, menjelma menjadi Windows XP (home dan profesional).
Sebelum saya dituduh menulis sejarah windows, mari kita kaitkan ke masalah workgroup dan domain. Keluarga Windows 3.1 tidak dibuat untuk menjadi klien sebuah domain. Begitu juga Windows 95. Namun mulai Windows 98 dan Me, Anda sudah bisa menggunakannya untuk join ke domain maupun workgroup. Sedangkan keluarga NT memang dari awal dirancang untuk join ke domain. Namun Windows XP bisa juga menjadi bagian dari workgroup. Yang ajaib, Windows XP Home malah tidak bisa join ke domain!
Jadi, apa bedanya workgroup dan domain? Untuk menjawabnya, kita terpaksa melihat dari dua sisi: sisi pengguna dan sisi administrator. Karena kebanyakan dari kita adalah pengguna, mari kita ke sisi pengguna dulu.
Bagi Pengguna
Dengan menggunakan workgroup, Anda tidak perlu pusing memasukkan password untuk terhubung ke jaringan. Setting jaringan pun bisa Anda bikin sendiri: beri nama workgroup yang sama untuk semua komputer dalam jaringan, selesai. Bahkan Anda tidak perlu setting nomor IP jika workgroup Anda tidak berencana terkoneksi ke internet!
Semua kemudahan berbagi-pakai file, folder, dan printer, dapat Anda nikmati di workgroup. Nyaris seperti kemampuan dalam jaringan domain.
Nyaris? Ya, hampir. Dengan domain, Anda bisa mendapatkan kemudahan dalam berbagi-pakai aplikasi. Benar-benar berbagi-pakai. Jika di workgroup, Anda harus menginstall aplikasi di masing-masing komputer, sedangkan data-datanya bisa diletakkan di komputer lain. Dalam domain, Anda tidak perlu menginstall aplikasi di komputer lokal, tapi memanfaatkan aplikasi yang diinstall di server. Konsep ini dikenal dengan ‘thin client’.
Namun untuk kemudahan itu Anda harus bersusah-susah login dulu ke domain. Kalau Anda lupa password, jangan harap bisa mengetik sepatah kata pun di komputer Anda. Anda juga tidak bisa membuat user sesuka hati, karena semua username dan password dibuat di server domain. Kalau administrator Anda kejam, Anda mungkin tidak bisa menginstall aplikasi apapun ke komputer Anda!
Bagi Administrator
Kalau ngga mau pusing, biarkan jaringan Anda memakai workgroup. Kapan-kapan jika komputer klien bermasalah, install ulang, dan biarkan dia mengisi workgroup sendiri. Mau install apapun terserah. Mau dijungkirbalik gimana pun, terserah. Anda tidak perlu melayani klien yang lupa password. Anda hanya perlu menjaga nomor-nomor IP agar tidak bentrok.
Kalau Anda punya router, berikan nomor IP ke router itu, dan biarkan klien langsung mengarahkan gateway internetnya ke IP router. Kalau jaringan Anda tidak punya aplikasi database di server, dan Anda sendiri tidak suka dengan DHCP… matikan saja server Anda!
Sabar dulu. Jangan buru-buru matikan server Anda. Memangnya Anda tidak malas menginstall antivirus ke semua klien satu demi satu? Siapa pula yang mau memastikan klien Anda tidak lupa meng-update-nya? Makanya, gunakanlah domain.
Anda memang harus rajin menambah user baru ke server Anda. Tapi seberapa seringkah ada komputer atau pegawai baru di kantor? Sebulan sekali, enam bulan?
Baiklah. Mari kita permainkan domain policy di server kita. Anda mau memastikan semua orang menginstall antivirus? Buatlah policy agar setiap user melakukan login, kita cek instalasi antivirusnya, termasuk update-nya. Jika belum ada atau belum di-update, install dulu sebelum user bisa ngapa-ngapain. Ada printer baru di kantor? Saat user melakukan login, mari kita pastikan driver-nya sudah di-install.
Apa lagi? Penghematan listrik? Oke, mari kita tolak semua user yang login di luar jam kantor. Yang sudah terlanjur login sejak pagi? Kita tendang saja, paksa mereka logout, ngga ada lagi acara lembur-lemburan. Anda mau komputer di seluruh kantor bebas game? Oke, mari kita larang semua user menginstall apapun. Kita larang mereka membuka folder milik orang lain. Kita larang mereka….. duh, jangan kejam dong, kasihan kan user!
Lama sebelum itu, jaringan sudah dibangun dengan model domain. Microsoft sendiri mengembangkan Windows NT untuk melayani pembuatan jaringan domain. Keluarga NT ini mencapai versi 4 dengan 6 seri service pack. Selanjutnya basis NT yang dianggap lebih aman, digunakan untuk membangun Windows versi berikutnya, baik di kelas server maupun end-user. Untuk kelas server, berkembang menjadi Windows Server 2000 dan 2003. Sedangkan untuk desktop end-user, menjelma menjadi Windows XP (home dan profesional).
Sebelum saya dituduh menulis sejarah windows, mari kita kaitkan ke masalah workgroup dan domain. Keluarga Windows 3.1 tidak dibuat untuk menjadi klien sebuah domain. Begitu juga Windows 95. Namun mulai Windows 98 dan Me, Anda sudah bisa menggunakannya untuk join ke domain maupun workgroup. Sedangkan keluarga NT memang dari awal dirancang untuk join ke domain. Namun Windows XP bisa juga menjadi bagian dari workgroup. Yang ajaib, Windows XP Home malah tidak bisa join ke domain!
Jadi, apa bedanya workgroup dan domain? Untuk menjawabnya, kita terpaksa melihat dari dua sisi: sisi pengguna dan sisi administrator. Karena kebanyakan dari kita adalah pengguna, mari kita ke sisi pengguna dulu.
Bagi Pengguna
Dengan menggunakan workgroup, Anda tidak perlu pusing memasukkan password untuk terhubung ke jaringan. Setting jaringan pun bisa Anda bikin sendiri: beri nama workgroup yang sama untuk semua komputer dalam jaringan, selesai. Bahkan Anda tidak perlu setting nomor IP jika workgroup Anda tidak berencana terkoneksi ke internet!
Semua kemudahan berbagi-pakai file, folder, dan printer, dapat Anda nikmati di workgroup. Nyaris seperti kemampuan dalam jaringan domain.
Nyaris? Ya, hampir. Dengan domain, Anda bisa mendapatkan kemudahan dalam berbagi-pakai aplikasi. Benar-benar berbagi-pakai. Jika di workgroup, Anda harus menginstall aplikasi di masing-masing komputer, sedangkan data-datanya bisa diletakkan di komputer lain. Dalam domain, Anda tidak perlu menginstall aplikasi di komputer lokal, tapi memanfaatkan aplikasi yang diinstall di server. Konsep ini dikenal dengan ‘thin client’.
Namun untuk kemudahan itu Anda harus bersusah-susah login dulu ke domain. Kalau Anda lupa password, jangan harap bisa mengetik sepatah kata pun di komputer Anda. Anda juga tidak bisa membuat user sesuka hati, karena semua username dan password dibuat di server domain. Kalau administrator Anda kejam, Anda mungkin tidak bisa menginstall aplikasi apapun ke komputer Anda!
Bagi Administrator
Kalau ngga mau pusing, biarkan jaringan Anda memakai workgroup. Kapan-kapan jika komputer klien bermasalah, install ulang, dan biarkan dia mengisi workgroup sendiri. Mau install apapun terserah. Mau dijungkirbalik gimana pun, terserah. Anda tidak perlu melayani klien yang lupa password. Anda hanya perlu menjaga nomor-nomor IP agar tidak bentrok.
Kalau Anda punya router, berikan nomor IP ke router itu, dan biarkan klien langsung mengarahkan gateway internetnya ke IP router. Kalau jaringan Anda tidak punya aplikasi database di server, dan Anda sendiri tidak suka dengan DHCP… matikan saja server Anda!
Sabar dulu. Jangan buru-buru matikan server Anda. Memangnya Anda tidak malas menginstall antivirus ke semua klien satu demi satu? Siapa pula yang mau memastikan klien Anda tidak lupa meng-update-nya? Makanya, gunakanlah domain.
Anda memang harus rajin menambah user baru ke server Anda. Tapi seberapa seringkah ada komputer atau pegawai baru di kantor? Sebulan sekali, enam bulan?
Baiklah. Mari kita permainkan domain policy di server kita. Anda mau memastikan semua orang menginstall antivirus? Buatlah policy agar setiap user melakukan login, kita cek instalasi antivirusnya, termasuk update-nya. Jika belum ada atau belum di-update, install dulu sebelum user bisa ngapa-ngapain. Ada printer baru di kantor? Saat user melakukan login, mari kita pastikan driver-nya sudah di-install.
Apa lagi? Penghematan listrik? Oke, mari kita tolak semua user yang login di luar jam kantor. Yang sudah terlanjur login sejak pagi? Kita tendang saja, paksa mereka logout, ngga ada lagi acara lembur-lemburan. Anda mau komputer di seluruh kantor bebas game? Oke, mari kita larang semua user menginstall apapun. Kita larang mereka membuka folder milik orang lain. Kita larang mereka….. duh, jangan kejam dong, kasihan kan user!
Thanks for reading & sharing INFO COMPUTER
0 comments:
Post a Comment