Jakarta - Gelontoran data yang dimiliki perusahaan kadang sulit dikendalikan. Ujung-ujungnya, data yang harusnya bisa menjadi sumber informasi tersebut cuma sekadar menumpuk tak dapat dioptimalkan.
Melihat kondisi ini, Red Hat coba merilis solusi yang diklaim dapat mengendalikan arus liar big data tersebut, sekaligus untuk dapat menjalankan tugas-tugas analitik.
Platform infrastruktur dan aplikasi big data Red Hat diklaim cocok untuk perusahaan besar yang memiliki lingkungan open hybrid cloud. Red Hat bekerjasama dengan komunitas open cloud untuk mendukung para pelanggan big data.
Banyak perusahaan besar di seluruh dunia menggunakan infrastruktur public cloud seperti Amazon Web Services (AWS) untuk pengembangan,melakukan proof-of-concept, dan menjalani fase pra-produksi ujtuk proyek-proyek big data mereka.
Tugas-tugas kemudian dipindahkan ke private cloud mereka untuk meningkatkan kemampuan analitik untuk data yang lebih besar. Lingkungan open hybrid cloud memungkinkan perusahaan besar mentransfer tugas-tugas dari public cloud ke private cloud mereka tanpa perlu melakukan re-tool terhadap aplikasi mereka.
Red Hat sendiri terlibat dalam komunitas open cloud melalui proyek seperti OpenStack dan OpenShift Origin guna membantu memenuhi ekspektasi terhadap big data di lingkungan perusahaan besar pada saat ini dan dimasa yang akan datang.
Selain itu, perusahaan ini juga akan menyumbangkan plug-in Red Hat Storage Hadoop ke komunitas terbuka Apache Hadoop untuk mengubah Red Hat Storage menjadi sistem file yang kompatibel dengan Hadoop yang mendapat dukungan penuh untuk lingkungan big data.
"Dengan penawaran kelas enterprise yang sesungguhnya, Red Hat memanfaatkan kekuatan komunitas open source untuk menyediakan berbagai pilihan kepada para pelanggan big data kami dalam hal teknologi, penerapan, lingkungan, dan mitra," ujar Ranga Rangachari, Vice President & General Manager Storage Red Hat.
Ashish Nadkarni, Research Director Storage Systems & co-lead, Big Data Global Overview IDC menambahkan, Red Hat secara eksklusif memiliki posisi yang unggul dalam solusi big data enterprise, pasar yang diharapkan IDC tumbuh dari USD 6 miliar pada tahun 2011 menjadi USD 23,8 miliar pada tahun 2016.
"Sebagai kontributor terdepan dalam komunitas open source yang mengembangkan teknologi-teknologi penting untuk IT stack big data - dari Linux hingga Open Source Origin dan Gluster - Red Hat akan terus memainkan peran penting dalam Big Data," pungkasnya, dalam keterangan tertulis.
Thanks for reading & sharing INFO COMPUTER
0 comments:
Post a Comment